Dharma Teaching Dan Empowerment Hari Ketiga Mengambil Tema: Sebab Karma, Kondisi, dan Hasil

Magelang – wartaglobalnusantara.com

Acara Dharma Teaching dan Empoweement yang digelar di Vihara Graha Padmasambhawa Magelang Jawa Tengah pada hari Minggu ( 29/10/2023 ) memasuki Hari ketiga atau terakhir dan Umat Buddha dari berbagai penjuru Dunia masih setia dengan khidmat mengikuti acara yang diadakan oleh WALUBI Jawa Tengah.

Guru Vajradhara Yang Mulia Chamgon Kenting Tai Situpa ke -12 menjelaskan tentang
Sebab karma, ada empat aspek yang harus dipenuhi untuk menjadikan suatu perbuatan adalah karma. Empat aspek tersebut adalah landasan, niat atau motivasi, aksi, dan perbuatan telah berhasil dilakukan.

Bila keempat aspek terpenuhi; landasan, niat, aksi, dan tindakan itu telah berhasil dilakuan, akan menjadi karma yang lengkap. Perbuatan baik ataupun buruk bilamana keempat aspek terpenuhi maka akan menjadi karma yang sempurna.

Kondisi agar suatu karma itu bisa menjadi matang sangat tergantung pada kondisi. Ketika kita melakukan suatu tindakan, dan setelahnya muncul pemikiran yang bertolak belakang dengan tindakan tersebut, hal ini akan manjadi halangan atau mempengaruhi daripada hasil karma kita. Kondisi ini selalu berubah-ubah tidak ada yang tetap.

Hasil, secara singkat Rinpoche menjelaskan bahwa karma buruk akan berakibat penderitaan dan karma baik akan berakibat kebahagiaan.

“Mengenai hasil, sebagai umat Buddha kita semua sudah mengetahui, sebagai contoh ketika kita melakukan pencurian akan berakibat hidup miskin dan serba kekurangan, sebalikya bila kita berdana , bemurah hati akan berakibat hidup berkecupukan bahkan bisa berlimpah kekayaan.

Rinpoche juga menambahkan bahwa Karma dan kondisi setiap orang secara relative terdapat suatu konteks yang sama, yang mana berada dalam setiap keberadaan setiap orang. Ini adalah yang kita kenal sebagai karma umum. Artinya kita semua memanifestasikan di dalam diri kita, dan elemen dasar dari kita semua adalah persis sama, yaitu elemen tanah, air, angin, dan api.

Kegiatan ditutup dengan dedikasi dan upacara pernyataan berlindung atau Tisarana dari umat yang dilakukan secara simbolik, yaitu pemotongan beberapa helai rambut dari umat yang menyatakan berlindung. Selain pernyataan berlindung, ini juga bermakna pernyataan menjadi murid Sang Buddha. Setelah dipotong rambut oleh Rinpoche, umat diberikan blessing melalui penetesan air berkah di atas kepala. Selanjutnya diberikan kartu “baptis” oleh salah satu anggota Sangha.

Menurut Sun Santi salah satu umat Buddha dari Surabaya Jawa Timur menyampaikan “Kita bahagia sekali karena ini kesempatan yang langka untuk bertemu dengan guru besar dan Manfaatnya
Bisa lebih paham dharma
Lebih mengerti dharma
Membangkitkan bodi cita welas asih” ujar Santi

WGN – Pungki