Warga Sekitar Sungai Ular Manfaatkn Areal Bekas Galian Untuk Bercocok Tanam Palawija 

atera Utara – ( Sergai )- wartaglobalnusantara.com- Warga masyarakat sekitar sungai ular kini antusias mengolah lahan pertanian yg terhampar dipinggiran sungai ular.

Ramai diberitakan sebagai kegiatan ilegal yang meresahkan warga, justru masyarakat sangat bersyukur dan berterima kasih karena lahan pinggiran sungai ular menjadi bersih dan gembur sehingga memudahkn bagi mereka untuk bercocok tanam. Kamis ( 22/06/23 ).

Pantauan awak media, ditemukn puluhan warga antusias menanami lahan bekas galian dengan menanam palawija. Tak ditemukn lubang- lubang menganga bekas galian yang membahayakan keselamatan warga sekitar. Bekas-bekas galian tampak tertutup rata bak hamparan ladang perkebunan yang siap ditanami.

“Sebelumnya lahan ini penuh semak belukar dan tidak rata, bisa menghabiskan banyak tenaga untuk menggarap Tanah yang keras”, ungkap warga petani gembira.

Sebelumnya ramai diberitakan bahwa warga sekitar sungai ular mengeluhkan adanya aktivitas galian. Namun hasil wawancara awak media ke warga, justru sebaliknya, mereka merasa terbantu dengan adanya kegiatan tersebut, membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.

Sebagaimana diketahui, efek masa pandemi menyisakan banyak pengangguran dan meningkatnya angka kemiskinan. Sehingga dengan adanya aktifitas galian ini sedikit banyak membantu perekonomian warga sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru.

Hasil penelusuran awak media, ramainya pemberitaan terkait galian di sekitar sungai ular justru bersumber dari salah seorang pengusaha galian c ilegal berinisial M.

Diduga pengusaha galian ilegal berinisial “M” ini tidak terima setelah terjaring razia penertiban yang dilakukn oleh poldasu. Bersama dengan koleganya dengan inisial “I” yang turut terseret namanya dalam razia penertiban itu, “M” mencoba bermanuver dengan bermain sebagai “korban”_ (playing victim) melalui berbagai pemberitaan.

Masih hasil temuan awak media di lapangan, di areal bekas galian “M” ditemukan banyak lubang-lubang yang menganga dan ditengarai telah merusak alam.

 

WGN-Kusriyanto/tim/red