Karimunjawa – Jepara – wartaglobalnusantara.com – Sampah menumpuk di dukuh Alang Alang, yang menebar bau busuk meresahkan warga sekitarnya.
Hal itu seperti ungkapan warga Rt 03/04 ,”Pernah ada sosialisasi dari pihak Dinas Lingkungan Hidup Jepara yang dulunya pernah menjanjikan, pengelolaan sampah seperti dijanjikan ada pengelolaan yang diolah menjadi kompos seperti pengelolaan sampah di daerah lain”.ujar Yasro.1/10/2023 di Pantai Alang Alang.
Dia menyebut, “Penimbunan tempat sampah ,di wilayah tempat tinggalnya, sangat meresahkan, apalagi jika musim hujan,dibarengi dengan derasnya air hujan,sampah sampah itu ikut hanyut sampai masuk rumah ,dan ini sangat meresahkan warga dilingkungan saya “.keluh Yasro yang ditimpali oleh Najib temannya.
Najib pun ikut berceloteh ,” Bau busuk memang menyengat yang berdampak bahkan di barengi banyaknya kerumunan lalat di rumah rumah dan tragisnya lalat itu juga hinggap pada makanan “.ujarnya kesal penuh kegeraman.
Kegaduhan adanya sampah, pihak pemerintah Desa Karimun jawa yang dipimpin oleh petinggi Arif Setiawan tak bergeming.Namun keberadaan sampah yang baunya meresahkan warganya itu,petinggi pun abai .Bahkan saat akan dikonfirmasi,Petinggi Arif ketika dipanggil panggil warganya saat mengendarai sepeda motor inventaris N. MAX tak mau berhenti menemui warganya yang jadi korban bau busuk sampah.
Asal Usul Tanah Yang Dijadikan Tempat Sampah.
Tanah yang dijadikan tempat pembuangan akhir sampah di dukuh alang alang,berawal dari tanah Mbah Sumi(alm).Adapun tanah itu dibeli oleh seseorang aktivis (lsm) bernama Datang,yang katanya masyarakat asli dukuh Alang Alang sendiri.
Dia juga meminta persetujuan dari masyarakat di sertai tanda tangan dengan imbalan uang 50 ribu agar disetujui.
“Iya pak betul sekali lsm yang bernama Datang memang menemui masyarakat,dengan meminta tanda tangan sebagai bentuk persetujuan,itupun diberi imbalan 50 ribu”,terang warga dukuh Alang Alang.
Setelah tanah dimonopoli oleh Lsm lokal itu, sekira jangka kurang lebih 6 tahun pihak Dinas lingkungan hidup (DLH ) Kabupaten Jepara datang ke dukuh alang alang membeli tanah mbah Sumi hingga saat ini dijadikan tempat pembuangan akhir sampah,serta sempat berdiri bangunan gudang sebagai tempat pengelolaan sampah, disertai peralatan timbangan,alat bego bantuan dari Kementerian PUPR anggaran APBN puluhan milyard, juga ada alat transportasi angkutan sampah mobil pickup warna hitam
Tempat Pembuangan Sampah Dibiayai APBN 15 Milyar.
Pajak rakyat yang digelontorkan untuk membangun tempat pembuangan sampah tidaklah main main,anggaran 15,4 milyar dari apbn itu dikerjakan oleh PT Pertumbuhan Anugrah Yalas Samudra Jakarta , justru pembangunanya asal asalan adanya lantai yang retak retak ,bahkan atap plafon pun belum ada satu tahun sudah bobol.
Hal itu dibenarkan oleh Yasro memang ada pembangunan gudang pengelolaan sampah, namun sampai saat ini belum beroperasi, bahkan bau sampah yang datang dari hotel hotel, serta puskesmas, instansi kantor juga dari sampah rumah tangga.
(WGN / Kusriyanto )