PESAN ANSOR KEPADA PENYELENGGARA PEMILU ; TOLONG MORALITAS DAN INTEGRITAS DIJAGA, KUTITIPKAN ASAKU PADAMU

Kabupaten Magelang-wartaglobalnusanta.com-Menyoroti sepinya pemberitaan terkait indikasi kecurangan pemilu yang terjadi di Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Divisi Analisa Politik dan Sosial PC GP Ansor Kabupaten Magelang, HM Taufik S.IP menyampaikan “Sebagai masyarakat, kami bertanya-tanya, ada apa sebenarnya dengan persoalan ini ?, seakan akan publik dibodohi, bagaimana bisa ada kejadian luar biasa dan Pengawas Pemilu diam saja, bahkan tahunya setelah pleno di Kabupaten dan itu pun karena protes dari saksi parpol sebagaimana pemberitaan detik.com 3 Maret 2024 .”

Pada hari Selasa tanggal 5 Maret 2024 , bahkan hingga saat ini, belum ada yang mencatatkan sebagai pelanggaran pemilu, padahal hal ini terkait penggelembungan suara DPR RI sebanyak 476 suara dari 334 TPS di Kecamatan Mertoyudan. Bagaimana oknum kecurangan bisa dicari, jika hal semacam ini dianggap sepele. Paling banter nanti menyalahkan sistem, entah karena sistem tidak membaca atau alasan diretas.

Kami berharap, penyelenggara pemilu mengedepankan moralitas dan integritas di atas segalanya. Ansor juga mengapresiasi para penyelenggara yang jujur dan menjaga integritas. Saya kira ini soal oknum saja, meskipun terkesan dilakukan secara massif dan sistemik, Ansor masih optimis, masih ada hati nurani untuk nilai kebenaran dan kejujuran dan penyelenggara pemilu yang tidak terlibat.”

Sebagaimana diketahui, salah satu oknum PPK di Kecamatan Mertoyudan ini memang agak sedikit problematik. Sebagaimana laporan Sahabat Ansor di lapangan,

Ansor berharap, kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. Apalagi di bulan November masih ada tahapan penyelenggaraan Pilkada serentak. KPU maupun Bawaslu Kabupaten Magelang diharapkan dapat menjaga asa warga Kabupaten Magelang akan pentingnya demokrasi yang jujur dan LUBER tidak ada intervensi dari apapun dan siapapun.

Ansor juga berpesan kepada para kontestan untuk selalu menjaga moralitas dalam berpolitik. Ansor lebih menghargai politisi petarung, bukan pecundang yang melakukan kecurangan di belakang meja. Hal ini bisa dicontoh dari para calon-calon legislatif daerah yang berkontestasi.

 

Beni/ WGN