Semarang – wartaglobalnusantara.com – Swadaya masyarakat dalam Bergotong royong untuk antisipasi banjir seperti beberapa waktu lalu dengan mendatangkan alat berat Excavator (Bego) untuk Peninggian Tanggul sungai kali babon wilayah rt 07 dan rt 04 rw 01 kelurahan penggaron kidul kecamatan pedurungan semarang Jawa Tengah , Jum’at (3/3/2023).
Dampak Loberan sungai kali babon pada bulan januari tanggal 6 hari jumat dan bulan Februari tanggal 18/2/2023 tahun ini masih menyisakan trauma di masyarakat.
M. Shokib sebagai ketua rt 04 rw 01 yang ditemui jurnalis media mengatakan Antisipasi Loberan sungai kali babon warga antusias swadaya bergotong royong mengumpulkan dana untuk sewa alat berat dan tenaga untuk meningikan Talut Tanggul sungai kali babon.
“Dampak pendangkalan sungai kali babon akhirnya banjir memasuki perkampungan berulang ulang dan yang paling besar pada bulan Februari kemarin, saya berharap ada empati dari pemerintah untuk normalisasi sungai kali babon” Punkasnya Shokib.
Sementara itu Lutfi khakim SH sebagai ketua rt 07 rw 01 mengatakan penanggulangan banjir yang berada di wilayah kelurahan penggaron kidul kususnya di rt 07,karena dampaknya cukup besar, yakni banjir setingi 80 cm oleh karena itu inisiatif dari warga kemudian menyewa alat berat untuk membuat tanggul agar lebih tinggi, Ujar Lutfi.
“Saya mohon masyarakat untuk aktif bergotong royong membantu proses peninggian Tanggul sungai kali babon ini” Pungkasnya.
Sebagai sekretaris rt 07 Mardiyanto yang ditemui jurnalis media mengatakan swadaya masyarakat kali ini tertuju pada peninggian tepi sungai dengan cara meninggikan Tanggul pakai alat berat Excavator dimulai pada hari rabo kemarin dengan dana patungan dari masyarakat yang empati atas dampak Loberan sungai kali babon”Ujar Mardiyanto.
“Semoga dengan peninggian Tanggul ini bisa mengurangi dampak loberan sungai kali babon yang sangat dangkal sungainya, semoga ada empati dari pemerintah untuk membantu normalisasi sungai kali babon karena masih ada 12 titik yang sering dilalui luapan sungai kali babon yang berulang ulang tanpa penyelesaian” Tutup Mardiyanto.
(WGN/AGUS ROMADHON)