Semarang – wartaglobalnusantara.com
Setelah sekian lama di tutup, jalan Simpang Hanoman kembali dibuka oleh Dinas Perhubungan Kota Semarang ( DISHUB) Pembukaan kembali simpang hanoman untuk mengatasi masalah lalulintas ruas Krapyak – Simpang Hanoman – Bundaran Kalibanteng. Senin (7/10/2024).
Kaki Simpang Jl Hanoman raya dilakukan penutupan sejak pengerjaan perbaikan geometric di Simpang Hanoman tahun 2020.akan tetapi setelah perbaikan geometric selesai dilakukan, kaki simpang tersebut selesai dilakukan, belum dilakukan pembukaan kembali hingga saat ini.
Pembukaan kembali ruas Adanya kepadatan lalu lintas pada ruas jalan Hanoman dan Subali terutama pada jam puncak pagi, siang dan sore hari.
Tata guna lahan di kawasan Hanoman sebagian besar untuk pemukiman dan kegiatan komersil, sehingga menimbulkan bangkitan dan tarikan lalu lintas tinggi pada jam puncak.
Adanya antrian dan tundaan pada lengan simpang Krapyak Jalan Subali pada jam puncak.
Dan banyaknya pelanggaran yang dilakukan terutama untuk yg arah belok kanan menuju Barat.
Menurut Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Danang Kurniawan, S.H. ketika ditemui awak media ” Alasannya simpang Jl Hanoman kembali dibuka untuk mengurangi kepadatan arus ruas jalan Subali dan jl Hanoman terutama di jam puncak. Kami lakukan setting ulang siklus APILL simpang Hanoman dari 2 phase menjadi 3 phase.dan menambah siklus 15 detik pada jalan Siliwangi dan mengurangi waktu hijau 10 detik, sehingga tingginya volume kendaraan yang menuju ke bundaran Kalibanteng dapat berkurang”
“Nanti akan kita buatkan marka, stopline dan pita penggaduh untuk meningkatkan kewaspadaan pengendara sebelum dan saat melintas simpang hanoman. Dan Uji coba pemberlakuan rekayasa disimpang kalibanteng dengan mengubah urutan fase serta pengurangan fase. Kaki simpang siliwangi,pamularseh diberlakukan hijau bersamaan dan untuk mengurangi konflik yang terjadi antara dua arus tersebut, lampu dibawah flayover arah utara dibuat merah saat rekayasa itu diberlakukan”
“Kaki simpang Jl Re Martadinata dan kaki simpang Jl Jendral Sudirman diberlakukan hijau bersamaan dengan memerahkan lampu bawah flyover arah selatan untuk menghindari konflik dua arus tersebut. Pemberlakuan 2 rekayasa diatas akan mengurangi hingga 68 detik siklus bundaran kalibanteng saat jam puncak dari 295 detik menjadi 227 detik”.
“Tiap kaki simpang di Bundaran Kalibanteng tetap harus ada fase tersendiri untuk mengakomodir pengawalan kendaraan prioritas seperti damkar dan ambulan maupun kendaraan VIP lainnya. Merencanakan lajur dan rambu pengarah untuk Angkutan Barang,Bus,atau kendaraan berat untuk mengambil arah lajur paling kiri, untuk memperlancar arus lalin yang menuju ke Bundaran Kalibanteng” pungkasnya.
WGN – Pungki