Jepara- wartaglobalnusantara.com
Gebyar sedekah bumi di Desa Kawak, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara dimeriahkan dengan menggelar tradisi “Bola Api” yang dilaksanakan pada Selasa malam (25/06/2024) sekitar pukul 21.00 WIB. Tradisi “Bola Api” acara rutin yang dilaksanakan sebagai salah satu rentetetan acara dalam serangkaian gebyar sedekah bumi Desa Kawak.
Petinggi Desa Kawak Eko Heri Purwanto mengatakan “Serangkaian kegiatan sedekah bumi pada malam hari ini yaitu dengan kegiatan sepak bola api yang bertujuan untuk nguri-uri budaya yang ada di Desa Kawak”.
Pertandingan “Bola Api” ini merupakan tradisi turun-temurun dari nenek moyang yang hingga saat ini tetap dilestasikan oleh warga setempat dan diyakini sebagai salah satu simbol untuk memerangi hawa nafsu dan amarah serta dapat menangkal hal yang buruk terjai (tolak balak).
“Pertandingan sepak bola api ini memiliki makna untuk memerangi amarah dan hawa nafsu serta angkara murka untuk mencapai kejayaan dan kemakmuranwarga Desa Kawak ini’ kata Eko.
Pertandingan ini dilakukan oleh 2 tim masing-masing tim berjumlah 5 orang yang dibedakan dengan ikat kepala, tim abang menggunakan ikat kepala warna merah sedangkan tim ijo menggunakan ikat kepala berwarna hijau. Para pemain hanya mengenakan celana hitam tanpa mengenakan kaos.
“Para pemain sendiri adalah warga kami, khususnya karang taruna Tunas Berlian Desa Kawak bersama teman-teman mendukung kami dalam kegiatan sedekah bumi mulai dari periode saya yang pertama hingga sekarang”
Pertandingan bola api ini dimulai dengan tetua adat desa yang mengoleskan air suci yang terbuat dari minyak kelapa dan sabun kepada setiap pemain yang akan bertanding, hal ini diyakini dapat meredam panasnya bola.
Pertandingan berjalan sengit selama 2 babak, pada setiap babak dilakukan selama 15 menit, skor berakhir imbang sama kuat yakni 2-2.
Salah satu pemain yakni Habsi (17) warga Desa Kawak RT 16 RW 2 mengaku antusias terhadap pelaksanaan tradisi Bola Api ini dan akan terus mengikuti hingga tahun-tahun berikutnya. “kesannya asik, ini baru pertama kali ikut, nggak ada rasa takut, paling kesulitannya panas jadi sulit untuk kontrol bola” katanya. Harapannya tradisi semacam ini dapat mengenalkan Desa Kawak baik di Kabupaten Jepara, nasional maupun internasional.
Andri