Oleh, Agus romadhon
Semarang, 31/7/2024
Dulu kuselalu menatap
Coretan kapur di blackboard
Kusalin dalam kertas lusuh
Terukir acak tinta
Yang tersendat
Kinipun terulang kembali
Rilis kata dalam layar
Yang terkadang penat
Tak bisa kesentuh
Karena panasnya layar
Dulu itu semua bagianku
Kenangan terindah
Dalam usiaku
Namun kini
Sama
Sama tiada perubahan
Walau seiring usia
Yang tak tua lagi
Karena muda
sudah tiada lagi
Terlewati terik mentari
Yang sering berganti hari
Begitu pula
Keriputnya wajah
Seiring legamnya warna
Tertampar cahaya kilau
Panasnya mentari
Terkadang terlupa oleh waktu
Sedangkan detikpun selalu berlalu
Ukiran kata yang selalu menghiburku
Terkadang mengusikku
Untuk mengingat kembali
Masa lalu
Mengenang blackboard
Sebuah rilis kata
Untuk bisa menyalin
Dalam ukiran tinta
Dalam kertas lusuh
Sampai kapan
Selalu begini
Terlupa akan penatnya
Rilis kata
Yang terlupa
Akan bait petik dan sepasinya
Akankah
Mengukir kembali
Torehan tinta
Yang terkadang terlupa
Akan gairah cinta
Rilis kata
“Torehan gelegar jiwa”
Penyangga rasa
Pelupa nikmatnya
Ketikan tampa tinta
Dariku sang kelakar jiwa
Yang tak perlu dikenal
Atau dipuja
Karena aku
Tiada dua
Sang terlupa