Kabupaten Magelang – wartaglobalnusantara.com – Kecelakaan bus pariwisata yang terjadi di Subang pada beberapa waktu yang lalu, menjadikan trauma atau kekhawatiran para orang tua murid bila anaknya ditawari untuk ikut wisata.
Akibat kecelakaan tersebut pihak sekolah dan Biro Tour selaku penanggung jawab kegiatan wisata menjadi hujatan. Bahkan beberapa Kepala Dinas Pendidikan melarang kegiatan wisata bagi para siswa.
Bila dikaji lebih jauh, kegiatan wisata yang sering dikemas dengan nama “Study Tour” tidak sesuai dengan peraturan yang ada.
Dengan adanya problem diatas, awak media menemui Ketua FPWI Forum Pelaksana Wisata Indonesia Ridoansah Beni T. Hari Selasa tanggal 21 Mei 2024.
Ridoansah Beni menyampaikan pendapatnya bahwa “Wisata dengan Study Tour itu berbeda. Wisata tujuannya untuk bersenang-senang jadi faktor biaya dianggap tidak bermasalah. Kemanfaatan bagi para siswa tidak ada. Hanya gembira bersama.
Maka untuk mencegah hal tersebut dikeluarkanlah Perpres No. 87 tahun 2016. Permendikbud No. 44 tahun 2012. Permendikbud No. 75 tahun 2016.
Mengenai isinya silahkan baca sendiri.”
“Bagaimana dengan Study Tour, menurut saya bagus untuk dilakukan. Karena bila dilaksanakan dengan baik dan sesuai tujuan belajar akan memberikan manfaat bagi siswa. Ada ilmu pengetahuan yang bisa langsung didapat dilapangan. Sebagai wacana dan tambahan wawasan untuk kedepannya. Selain itu siswa diminta untuk membuat laporan hasil kunjungan tersebut. Ada hal yang lebih positif lagi, siswa akan mengenal lembaga atau instansi yang dikunjungi, serta mengenal tokohnya. Sehingga semakin meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air dalam keragaman yang ada. ”
Ketua FPWI Ridoansah Beni menjelaskan lebih jauh “Sekarang ini kebanyakan sekolah melakukan kegiatan wisata. Berargumen bahwa kegiatan tersebut atas permintaan siswa dan telah disetujui oleh Komite Sekolah. Padahal dalam peraturan yang ada sudah dilarang.”
“Alangkah baiknya bila kegiatan mendatang kembali ke “Study Tour”. Pihak Dinas Pendidikan menjalin kemitraan dengan lembaga yang berkompeten, yang mempunyai kwalitas dan tanggung jawab. Dengan adanya kemitraan tersebut kepentingan siswa akan lebih diutamakan. Sehingga faktor kwalitas transportasi, makan, penginapan, kenyamanan akan terjamin. Selain itu lembaga tersebut mampu mencarikan instansi pemerintah maupun swasta atau tempat budaya yang bisa dikunjungi. Serta para siswa dapat melakukan dialog langsung agar semakin menambah pengetahuan. Jika kemitraan tersebut terealisasi tujuan dari “Study Tour” akan tercapai. Bahkan biaya akan lebih efisien.”
“Kami dari FPWI Forum Pelaku Wisata Indonesia dibawah binaan Bakorwil Forum Kader Bela Negara Propinsi Jawa Tengah siap membantu terlaksananya kegiatan “Study Tour” bagi para pelajar dengan penuh tanggung jawab”.
Sebelum mengakhiri pembicaraan Ketua FPWI menambahkan “Anggota FPWI terdiri dari Pengusaha Perusahaan Bus Pariwisata, Pengusaha Rumah Makan, Biro Tour, Tour Leader, Sopir Bus Wisata, Pelaku UMKM. Semua anggota kami telah menjalani pemeriksaan guna memenuhi persyaratan kelayakan dan keselamatan serta kenyamanan penggunaan jasa, serta kami bekerja secara profesional.”
( WGN/ RED )